Hajatan Besar Kraton Yogyakarta [6]

Mei 11, 2008 at 1:25 am 2 komentar

PESAN SRI SULTAN KEPADA GKR MADURETNO

”Berjalanlah dengan Ridha Allah…”
11/05/2008 05:28:08

”Sebagai orangtua, saya hanya bisa mengucapkan selamat dan memberi restu. Kami punya kewajiban untuk mengawinkan anak dan hanya mengantarkan anak hingga berkeluarga. Sesudahnya, orangtua tak ikut campur lagi, sebab semuanya juga sudah memiliki keluarga sendiri.

Dalam keluarga, hendaklah tidak saling merendahkan atau menguasai. Sebagai suami istri duduklah sama rendah dan berdiri sama tinggi. Salinglah menjaga diri, menjaga martabat karena keduanya sudah menjadi keluarga besar.

Hendaklah kalian saling menghargai, tidak saling menguasai dan menjaga martabat. Belajarlah untuk membangun dialog. Semua harus jujur. Itu penting dan jalan paling baik. Karena itu, hendaknya bisa menerima kekurangan, saling menutupi, saling menjaga. Harapan saya, kalian bisa berjalan dengan ridha Allah…..”

HENING!. Tak seorang ada yang berani bersuara saat Sri Sultan Hamengku Buwono X menasihati GKR Maduretno dan KPH Purbodiningrat, Sabtu siang (10/5), sebagai rangkaian terakhir upacara pernikahan GKR Maduretno di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang berlangsung sejak Kamis (8/5). Siang itu, GKR Maduretno langsung berpamitan kepada keluarga besar untuk mengikuti suaminya KPH Purbodiningrat tinggal di kawasan Maguwoharjo Sleman.

Mendengar nasihat yang diucapkan Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan nada bergetar, GKR Maduretno dan KPH Purbodiningrat pun terdiam. Rasa haru sempat menyeruak di dada keduanya. Namun keduanya hanya bisa menghaturkan sembah sungkem dengan mencium lutut Sang Ayah. Bisikan sempat dilakukan Sri Sultan ditelinga putri ke-3 tersebut saat sungkem. Sedangkan GKR Hemas tanpa kata mencium kening putri yang dilahirkan 12 April 1978.

Suasana masih tetap hening. Senyum GKR Maduretno yang sejak dari Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan tak menampak. Luapan hati itu baru terungkap setelah sungkem kepada KGPH Hadiwinoto kemudian GKR Pembayun. Keduanya berpelukan lama, seakan mau berpisah jauh.

Ingin 4 Anak

Pamitan menjadi upacara adat di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang sering memunculkan rasa haru, karena dalam upacara itu bukan hanya besan ‘ikut masuk’ dan tinggal di Kraton ketika anak mulai melaksanakan prosesi nyantri yang mau pamit, tapi putra/putri dan mantu pun berpamitan kepada Sri Sultan HB X dan keluarga besar Kraton Ngayogyakarta.

Usai upacara pamitan, senyum kembali menghias wajah bahagia GKR Maduretno. Ia mengungkapkan kebahagiaan dan kelegaan hati, karena telah melampaui prosesi panjang yang cukup melelahkan. ”Saya lega, upacara ini sudah selesai. Tinggal bagaimana menata masa depan,” ungkap GKR Maduretno. Namun ketika ditanya apa yang dibisikkan Ngarso Dalem saat sungkem, ia hanya tersenyum.

Rangkaian prosesi adat yang melelahkan telah usai. Kedua mempelai Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kini sedang menikmati masa-masa indah bulan madu mereka. Keduanya memang selalu mengelak, kala ditanya kemana hendak berbulan madu. ”Tetapi saya ingin memiliki 4 anak. Supaya ramai,” ungkap KPH Purbodiningrat, dengan tertawa. (Fsy/Fia/Ela)

sumber berita dari SINI

bagian ketujuh baca di SINI

bagian pertama baca di SINI

bagian kedua baca di SINI

bagian ketiga baca di SINI

bagian keempat baca di SINI

bagian kelima baca di SINI

Entry filed under: news. Tags: , , , , , , , , , , , .

Hajatan Besar Kraton Yogyakarta [5] Blogkage updates

2 Komentar Add your own

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Kalender

Kategori

Add to Technorati Favorites

RSS VIVAlog

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.