Bersama Garuda Menjelajahi Negeri Sakura
“Angkat tanganmu untuk Indonesia..”
Chorus dari lagu rap yang di nyanyikan Pandji mengalun di benak gue ketika berjalan menuju ke tempat duduk gue di Garuda Indonesia untuk menuju ke Jepang. Pandji sebuah nama yang saat ini lebih terkenal sebagai seorang comic, pertama gue tahu sosok dia adalah ketika gue nonton acara legendaris Kena Deh, kemudian gue baru tau kalo Pandji juga seorang rapper dan gue juga unduh dan baca ebooknya “How I Sold 1000 CDs in 30 Days”, Ebook yang mempengaruhi gue karena menginspirasi gue untuk berpikir lebih kreatif untuk segala sesuatu yang gue lakukan.
Setelah era booming social media gue dengar ada sebuah genre lawak baru di Indonesia, dan Pandji adalah salah satu pelopornya dan dia juga menggawangi acara Stand Up Comedy Indonesia sebagai mc-nya, gue sampai bela-belain streaming untuk nonton season 1 acara ini, dan gue masih rutin nonton SUCI sampai season 4 dan juga Stand Up Comedy-nya Pandji yang sekarang lancar gue nikmati melalui tv lokal di kota gue.
Perjalanan ke Jepang ini merupakan pengalaman pertama gue ke luar negeri. Berbeda dengan Pandji yang ingin berlibur ke Islandia untuk melihat museum phallological, Jepang merupakan salah satu destinasi impian gue terutama karena gue penggemar manga, komik Jepang. Liburan ini juga pertama gue naik Garuda Indonesia, maskapai kebanggan nusantara. Terbiasa menggunakan maskapai merah dari negri sebelah membuat gw sedikit bengong menghadapi fasilitas wah yang di punyai Garuda Indonesia. Kursi kelas ekonomi dari maskapai yang mendapat gelar sebagai The World’s Best Economy Class Airline in 2013 dari Skytrax memang nyaman dengan leg room yang lega membuat gue tidur dengan nyaman tanpa sakit punggung selama 7 jam perjalanan.
“Orang Indonesia gak perlu gede-gede gelasnya tapi refill..isi lagi-isi lagi” – Pandji
Mendapat jatah makan dan minum membuat gw sedikit kalap dalam minta refill gelas gue dengan juice dan air mineral, sebenarnya mau refill makan juga tapi gue maluu dengan mbak pramugari yang ramah melayani refill gue. Duduk di aisle sebelah kiri karena yang window seat sudah di kangkangi temen gue, tetep dapat membuat gue melihat Gunung Fuji berdiri tegak menyambut kedatangan gue. Tidur yang nyenyak dan pendaratan yang mulus di Narita serta imigrasi yang juga lancar membuat gue bersemangat untuk menjelajahi Jepang untuk 7 hari ke depan.
Hal pertama yang gue inspeksi begitu nyampe hotel adalah toiletnya, gw sering denger tentang toilet Jepang yang berbeda, yang ada banyak tombol, gw juga denger tentang kecanggihan toilet Jepang dari bit Gilang Bhaskara, runner up SUCI 2. Dan ternyata emang beda sensasinya duduk nongkrong dengan di temani musik dan tombol remote di toilet yang gw coba pencetin semua siapa tahu ada tombol rahasia yang mampu mengeluarkan miyabi.
Kelar inspeksi hotel gue menuju Akihabara mau nyariin Nabilah, menuju kuil Asakusa, dan pulau buatan Odaiba. Di sini gue melihat kebersihan, kerapian kesibukan mereka dan tentu saja cewe-cewe Jepang yang wara-wiri pakai rok mini.
Suasana di Akihabara
Kuil Asakusa, di mana tradisional dan modern dapat bersinergi dengan baik
Pulau buatan Odaiba
“Sok2 ngomong bahasa Inggris, gak ngomong sama orang Inggris tapi ngomong pake bahasa Inggris..kenapa? Karena gaya.” – Pandji
Gue sebenarnya sempet kuliah D3 sastra Jepang, tapi cuma sampai 1 semester. Jadi bahasa Jepang gue sebatas Aishiteru sama sumimasen dan gue pede aja sok-sok bertanya pakai bahasa Inggris ke orang Jepang dan mereka ternyata jarang yang mampu berbahasa Inggris…gue tanya pake bahasa Inggris mereka hanya bengong…Kena deh! Akhirnya pakai bahasa Tarzan plus senyum manis menawan yang jadi andalan. Dan Alhamdulillah gue selamat tidak tersesat! Jadi kalau kamu tidak jago bahasa Inggris tidak usah khawatir untuk jalan sendiri di Jepang, orang Jepang sangat senang membantu orang asing meskipun mereka tidak mengerti bahasa yang kamu ucapkan.
Hari kedua gue naik overnight bus menuju kota Toyama untuk melihat koridor Salju, koridor ini hanya ada di Jepang.
Tateyama Kurobe Alpine Route Snow Wall Japan May 2013 Part 01
Tateyama Kurobe Alpine Route Snow Wall Japan May 2013 Part 02
Hari ketiga, adalah hari di mana gue menguji adrenalin gue dengan menaiki Roller coaster di taman hiburan Fuji-Q dan di lanjutkan ke Danau Kawaguchiko untuk melihat gunung Fujiyama dari dekat.
Wahana bermain Fuji-Q
Danau Kawaguchiko
“Jangan Tanya Apa Yang Negara Bisa Kasih Buat Lo, Tanya Apa Yang Bisa Lo Kasih Buat Negara.” – Pandji
Pada waktu naik bus utuk kembali menuju Tokyo gue berkenalan dengan orang Jepang yang ternyata seorang professor matematika, dia duduk di seberang kursi gue dan dia lumayan lancar berbahasa Inggris hanya saja dia tidak mengenal Indonesia. Langsung saja gue keluarin tab gue dan gue tunjukkin poto-poto liburan gue ke Pulau Komodo dan Derawan, serta gue certain tempat asal gue, Yogyakarta. Pada saat gue presentasi liburan gue, orang-orang yang duduk di belakang gue juga ikutan melihat presentasi gue, bangga menjadi Indonesia! Gue tutup presentasi gue dengan memberi professor tersebut souvenir duit koin lima ratus perak.
Hari keempat gue kembali berkeliling Tokyo kembali untuk melihat patung anjing Hachiko, menyebrangi perempatan tersibuk di dunia di Shibuya, Tokyo tower dan Harajuku.
Hachiko, si Anjing setia dan menyebrangi perempatan Shibuya
Tokyo Tower, icon Jepang
Hari kelima, gw kembali naik bus malam menuju Kyoto, sebuah kota yang sering disebut sebagai Jogja-nya Jepang. Sebuah kota yang lebih tradisional dengan banyaknya kuil dan bahkan kamu masih dapat melihat wanita Jepang dengan pakaian tradisional mereka wara wiri di jalan.
Fushimi Inari Shrine
Kinkakuji, kuil yang berlapis emas
Kiyomizudera
Hari keenam gue mulai dari Osaka dengan melihat Osaka castle dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta cepat Jepang Shinkansen menuju ke Fujieda, sebuah kota kecil di Jepang. Di kota kecil ini gue melihat bagaimana disiplinnya warga Jepang dalam berlalu lintas, meskipun jalanan sepi mereka tetap mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
Suasana di dalam kereta peluru, Shinkansen Nozomi dan Kodama
Hari ketujuh, saatnya kembali ke Indonesia setelah semalaman melakukan road trip naik mobil dari Fujieda menuju ke bandara Narita. Proses check in Garuda Indonesia juga berlangsung cepat dan efisien. Karena penerbangan pagi gue menghabiskan waktu dengan nonton film dan mendengarkan musik yang ada di layar lcd persis di depan kursi gue.
Ketika hampir mendekati waktu mendarat gue melihat dua orang lelaki tegap berpakaian ketat yang gue kira aparat sedang razia orang-orang yang suka refill minuman kayak gue, gak taunya mereka merupakan petugas Immigration on Board, fasilitas baru dari Garuda Indonesia yang gue pikir sangat membantu gue sehingga gue dapat menghindari antrian panjang pada saat mau keluar dari Bandara. Overall gue puas dengan pengalaman liburan gue ke Jepang dan juga pengalaman berkesan dengan Garuda Indonesia.
“Tumbuhkanlah kembali cinta di hatimu, yang kan kau persembahkan untuk negerimu.Biarkanlah cintamu kan harumkan bangsa. Kembali bersinarlah zamrud khatulistiwa.” – Untuk Indonesia, Pandji
Gue juga buat sebuah video whiteboard animation dalam format HD 720p, hubungan antara Pandji dengan Garuda Indonesia, silakan di nikmati 🙂
PS: Kalo kamu tertarik untuk membeli karya dari Pandji, kamu sekarang dapat langsung order di online shop miliknya di http://wsydnshop.com/
Untuk Trip Report yang lebih lengkap dapat di baca di tret gue di kaskus (sudah mencapai 7800-an views)
Nominasi Funbassador Filipina
Alhamdulillah saya masuk sebagai salah satu nominasi Funbassador Filipina yang di adakan oleh Yahoo dan Kementrian Pariwisata Filipina
Video dan Jika mau VOTE tinggal klik ikon2 sosial media (sarankan, tweet, pin, g+)
terimakasih
http://id.berita.yahoo.com/nominasi-funbassador–anang-setiawan-104243580.html
Bersampan Menuju Derawan
“Cok, berapa lama lagi kita sampai Derawan?” Tanya om Ali untuk kesekian kalinya, yang berbeda kali ini dia bertanya dengan mimik yang gusar.
“1 jam lagi” jawab Coki, wakil dari Trip Organizer, dengan datar, masih juga menjawab dengan jawaban yang sama
“ Dari tadi kau jawab 1 jam, jawab lagi 1 jam kutampar kau” ancam om Ali.
Coki langsung diam di buritan. (lebih…)
Sawah Pak Tani
Petani bajak sawah pake traktor
Kerja rutin kontrol ladang numpak Harley
Ngitung laba panen pake komputer
Ngirim order beras pake helikopter
Pagi ini suara serak Kaka SLANK mengalun merdu dari headphone membuai benak sembari mengiringi kaki saya melangkah mengitari jalanan aspal di kampung.
Di lahirkan dari rahim seorang ibu bernama Sri, nama yang sama dengan Dewi Padi, besar di keluarga besar yang berprofesi sebagai petani dan lingkungan sekitar rumah dengan suguhan pemandangan padi yang menghijau membuat saya dekat dengan petani. (lebih…)
Membedah Situs Indonesia Travel
Pariwisata merupakan sebuah industri yang mempunyai potensi besar untuk berkembang dan menjadi andalan ekonomi di Indonesia. Indonesia mempunyai segalanya, mulai dari kekayaan alam, budaya sampai kuliner dan Indonesia.travel merupakan salah satu pintu masuk dan etalase resmi pariwisata Indonesia melalui internet.
Tulisan ini akan membahas website Indonesia.travel (Desain dan Informasi yang ada di dalam website) serta aktivitas sosial media. Tulisan ini akan menggunakan saluran promosi dari kementrian pariwisata Malaysia dan Singapura sebagai pembanding. Sebagai informasi awal saya kutip dari wikipedia, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Malaysia sudah mencapai 25 juta orang pada tahun 2012, sedangkan untuk Singapura mencapai 14.4 juta. Indonesia sendiri pada tahun 2012 mendapat kunjungan dari 8,04 juta wisatawan mancanegara. (lebih…)
Borobudur Mahakarya Arsitektur Para Leluhur
Melihat foto The Stupas of Borobudur hasil karya Prihanda Muhardika sebagai salah satu pemenang Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia, membawa ingatan saya kembali ke percakapan telpon yang saya lakukan beberapa hari yang lalu.
“Borobudur itu merupakan mahakarya arsitektur para leluhur bangsa Indonesia” Demikian ucap Pak Harry membuka percakapan kami sore itu.
Pak Harry teman dari Semarang yang saya kenal melalui sebuah grup di jejaring sosial media, seorang yang mempunyai hobi jalan-jalan menikmati keindahan dunia dan memiliki ketertarikan akan sejarah candi-candi. Borobudur sebuah candi agama Budha yang terletak di kabupaten Magelang Jawa Tengah, akan menjadi topik obrolan kami kali ini. (lebih…)
Hand in Hand Dalam Perjalanan
Kapal kami berjalan perlahan untuk merapat ke dermaga kampung Komodo. Di seberang sudah terlihat anak-anak kecil mulai berlarian menyambut kami. Setelah berhasil menuruni kapal kami mulai berbaur dengan mereka. Anak-anak kecil dengan wajah polos dengan senyum bahagia tanpa prasangka. Kami kemudian berjalan bergandengan bersama mereka melewati dermaga dan jalanan yang berdebu menuju ke sebuah komplek sekolah yang ada di kampung ini.
Tujuan kami datang ke sekolah ini adalah untuk berbagi, mendonasikan buku bacaaan yang sengaja kami bawa untuk Taman Bacaan Pelangi yang berlokasi di sini. Masing-masing dari kami sebelumnya sudah di wajibkan membawa minimal lima buah buku untuk di sumbangkan. (lebih…)
Sepakbola Van Belanda
Mata yang semula cuma menyala lima watt karena kurang tidur dan mesti bangun dini hari, kembali bersinar terang melihat aksi Hatrick Robin Van Persie ke gawang Aston Villa, dan merasakan semangat suka cita Manchester United yang berhasil meraih gelar Liga Inggris ke 20 mereka, dan gelar juara liga pertama untuk Van Persie.
Ekspresi dari Van Persie merayakan gelar ke 20 Manchester United dan gelar pertamanya di Liga Inggris 2012/2013
Sepakbola dan Belanda membawa ingatan saya ke masa kecil saya ketika waktu itu hanya liga Italia yang di tayangkan di televisi Indonesia. Teringat meriahnya nonton bareng aksi dari Ruud Gullit, Marco van Basten dan Frank Rijkaard sebagai trisula maut dari AC Milan. (lebih…)
Sepeda Legenda
Hari ini saya berencana untuk mengunjungi rumah pakde di sebuah desa di kabupaten Bantul Yogyakarta, sesampainya di sana saya di sambut segarnya udara pagi dan pemandangan sawah yang menghijau membuat saya ingin segera mengelilingi kampung ini, tanpa berpikir lama saya segera meminjam sepeda onthel merk Gazelle milik pakde, sebuah sepeda tua warisan kakek yang masih terawat dan enak untuk di kayuh.
Segera kaki saya mulai mengayuh pedal sepeda itu berkeliling desa, walaupun tua sepeda ini masih kuat jika hanya di gunakan untuk mengangkut gabah dari sawahnya pakde. (lebih…)
Jailolo Aku Datang
Jailolo..kayak pernah denger di mana gitu? temennya Jay Subiakto? ato temennya Jayko Susilo..halah
Atau Jaiko adiknya Jaiyen..te toootttt..malah jadi Jaiyus
Survey membuktikan…9 dari 10 orang yang ane tanyain belum tau siapa eh berapa eh di mana itu Jailolo…
Kalo kamu termasuk yang belum tahu ..jangan syedih… ane sendiri juga belum tau Jailolo #ngumpet #syuram
Kalo berdasar googling ane di yahoo, Jalilolo aka Gilolo yang ane maksud di adalah sebuah pulau di Halmahera Barat, jauh dari Jaikarta
Nah Jailolo ini dapat di capai dari Ternate, dari Ternate lanjut speedboat etapi kalo kamu mau berenang juga boleeeeh
Untuk memperkenalkan kecantikannya *eh bentar ini Jailolo cewe atau cowo? …
Untuk memperkenalkan kegantengan *hmm terdengar aneh..sutralah…
Maka di adakan *drumroll… (lebih…)