Waralaba jasa kurir dan kargo Star Express Logistic

USAHA
Tabloid KONTAN No. 35, Tahun IX, 6 Juni 2005

Enakan Jadi Mak Comblang
Waralaba jasa kurir dan kargo Star Express Logistic

Star Express Logistic menawarkan sistem waralaba jasa kurir dan kargo. Ada dua pilihan: buka cabang atau hanya menjadi agen. Kuncinya, gaet konsumen korporasi.

Mulyadi, seorang pengusaha swasta, berkeluh kesah. Ia terpaksa memperpendek masa liburan bersama keluarganya di luar negeri lantaran harus menandatangani sebuah kontrak bisnis.”Mau gimana lagi, daripada nanti ada masalah,” tuturnya.

Kisah itu merupakan salah satu contoh bahwa di era digital seperti sekarang, tak semua dokumen bisa diubah dalam bentuk data elektronik. Dengan begitu, tidak semua dokumen bisa dikirim melalui e-mail.

Jadi, jasa pengiriman dokumen secara fisik masih tetap diperlukan. Itu sebabnya para pengusaha jasa kurir optimistis bisnis mereka masih akan tetap bisa bertahan. Apalagi ada juga jasa kurir yang melayani pengiriman kargo. Wuih… rezekinya bisa lebih berlipat-lipat, tuh.

“Usaha ini akan terus tumbuh seiring pertumbuhan makro-ekonomi,” jelas Kaharudin M.S., Manajer Marketing Star Group. Apalagi International Franchisee Association telah menggolongkan jasa pelayanan kurir dan kargo sebagai satu dari sepuluh usaha unggulan sampai 20 tahun ke depan.

Melihat gurihnya bisnis ini, Star Group berani menawarkan waralaba salah satu unit usahanya, yaitu Star Express Logistik. “Usahanya, ya, di bidang kurir dan kargo,”kata Kaharudin. Paket jasa kurir itu biasanya mempunyai berat 0,5 kg sampai 30 kg. Adapun untuk kargo bobotnya di atas 30 kg.

Star Express membagi layanannya menjadi tiga jenis. Pertama, pengiriman second day service (SDS). Lewat jasa ini paket kiriman akan sampai pada hari yang sama, asalkan pengirim sudah mengantar barangnya sebelum pukul 10 pagi. Kedua, overnight service; hari ini kirim besok sampai. Ketiga, two days service (TDS), dua hari pengiriman akan sampai. Layanan ketiga ini bergaransi. Jadi, kalau pengiriman lebih dari dua hari, pengirim berhak mengklaim dan Star Express wajib mengganti 10 kali lipat dari biaya pengiriman.

Selain itu, ada layanan Star Express yang belum dimiliki perusahaan kurir lain, yakni mobile courier. Lewat layanan ini, pengirim bisa memantau barangnya melalui short messages service (SMS).”Selama ini kan perusahaan lain menggunakan jasa internet,” tukas Kaharudin.

Star Express tidak sekadar menawarkan penggunaan merek dan logo semata. Mereka juga memberikan sistem operasional yang lengkap, pengadaan software, dan pelatihan untuk terwaralaba.

Strategi: incarlah pasar korporasi

Bagi terwaralaba ada dua pilihan: menjadi cabang atau menjadi agen.”Untuk cabang, kami tawarkan di seluruh Indonesia, kecuali Jakarta. Adapun agen hanya untuk Jakarta,” jelas Kaharudin. Untuk cabang Jakarta, Star Express langsung menangani sendiri.

Untuk membuka cabang ada beberapa persyaratan yang kudu dipenuhi. Misalnya, akta pendirian perusahaan, memiliki NPWP, memiliki timbangan ukuran sampai 30 kg dan di atas 500 kg. Calon mitra juga harus melampirkan rencana usaha untuk lima tahun serta fasilitas telepon dan faksimili sebanyak tiga sambungan.

Lantas, calon terwaralaba harus menyediakan uang pendirian Rp 10 juta untuk jangka waktu tiga tahun. Uang ini sudah termasuk hak menggunakan nama Star Express, dan membiayai berbagai keperluan. Di antaranya: neon box, merek, logistic awal, paket seragam kurir, desain logo, dan software.

Syarat lain, terwaralaba wajib menyetor uang jaminan sebesar Rp 40 juta. Uang ini akan dikembalikan kalau hubungan waralaba ini terputus. Lalu, terwaralaba harus mengeluarkan biaya furnitur dan fitting sebesar Rp 60 juta. Biaya ini untuk furniture front office, bagian pemasaran, dan operasional, plus lima unit komputer dan satu server. Maklum, antarcabang Star Express diwajibkan online. Terwaralaba bisa menyediakan sendiri berbagai peralatan tersebut, asal sesuai dengan standar Star Express.

Kalau terwaralaba tak bisa menyediakan peralatan dan mendandani kantornya sendiri, Star Express akan mengenakan biaya set up cabang sebesar Rp 30 juta. Biaya lain yang harus dikeluarkan adalah untuk peralatan utama dan pendukung sebesar Rp 20 juta. Termasuk di dalamnya timbangan (elektrik dan manual), peralatan kurir, dan peralatan operasional lain. Tapi, lagi-lagi Star Express membebaskan terwaralaba untuk membelinya sendiri asal sesuai standar waralaba.

Selanjutnya terwaralaba harus menyiapkan duit lagi untuk pembelian mobil boks, sepeda motor, gaji pegawai, dan operasional lainnya. Eh, jangan lupa, terwaralaba harus menyetor royalty fee 10% dari omzet saban bulannya dan biaya handling sebesar 10% dari tiap transaksi kiriman. Ini adalah biaya transportasi lokal di tempat tujuan.

Ternyata cukup besar juga, ya, modal yang mesti disediakan. Kalau ditotal jumlahnya bisa lebih dari Rp 265 juta.”Tapi keuntungannya bisa mencapai 30% sampai 40% dari omzet,” kata Kaharudin. Memang, margin ini belum memperhitungkan gaji karyawan dan sewa tempat.

Kaharudin yakin prospek bisnis ini cerah. Ia memberi contoh cabang Star Express di Jakarta bisa meraih omzet Rp 500 juta sebulan. Untuk itu, kata Kaharudin, cabang harus bisa menggaet pasar korporasi. Ini hanya bisa dilakukan jika terwaralaba aktif menjemput bola dengan melakukan penawaran ke berbagai perusahaan. Kaharudin mencontohkan, Star Express berhasil memperoleh kontrak pengiriman Rp 5 miliar saban bulan dari Sampoerna. Makanya, untuk mendukung pencapaian omzet itu, Star Express akan membantu lewat berbagai promosi.

Modal cekak, jadi agen saja

Kalau Anda merasa modal membuka cabang terlampau besar, coba saja melamar menjadi agen Star Express. Biaya waralabanya memang sama saja dengan terwaralaba cabang, yakni Rp 10 juta untuk tempo tiga tahun. Biaya lainnya hampir sama dengan cabang. Misalnya saja timbangan, sewa tempat, sepeda motor, mobil boks, komputer (tanpa server), dan sebagainya. Hanya, jumlahnya tak sebesar cabang

Tapi, uang jaminan yang harus dibayar terwaralaba agen juga lebih kecil, hanya Rp 15 juta. Begitu pula karyawan yang diperlukan. Kalau di cabang minimal 12 karyawan, agen cukup tiga orang. Meski begitu,”Profitnya lumayan, sekitar 20%-30% bersih,” ungkap Kaharudin. Ia bilang, dalam sebulan omzet agen bisa mencapai Rp 10 juta-Rp 15 juta.

Menurut Kaharudin, di bisnis kurir pada dasarnya ada saling ketergantungan.”Jika agen banyak kegiatan, cabang pun bakal menjadi gemuk dan sebaliknya,” ucapnya. Berani coba?

Ahmad Febrian, Fifi Yulianti

Tabel simulasi donlod di SINI